2025-07-02
Pendahuluan
Sebagai bahan kunci untuk perlindungan eksterior bangunan, perilaku retak termal kaca dalam kebakaran secara langsung memengaruhi evakuasi personel dan penyebaran api. Artikel ini berfokus pada mekanisme retak termal **kaca tahan api satu lapis (DFB)** dan menganalisis sifat tahan apinya.
1. Kekuatan pendorong utama retak termal: tegangan perbedaan suhu
Penelitian telah mengkonfirmasi (Xie, Keski-Rahkonen, dll.) bahwa penyebab mendasar retaknya kaca adalah tegangan termal kritis yang disebabkan oleh **pemanasan yang tidak merata:**
Kaca soda-lime biasa: perbedaan suhu kritis hanya **80~90℃**
**Kaca tahan api temper 6mm**: perbedaan suhu kritis **330~380℃**
**Kaca tahan api temper 10mm**: perbedaan suhu kritis **470~590℃**
Ketika perbedaan suhu antara area yang terpapar (terbakar) dan area yang terlindungi (rangka) kaca melebihi ambang batas dalam kebakaran, tegangan tarik yang dihasilkan melebihi kekuatan tarik kaca (biasanya 30~50MPa), yang memicu retakan.
2. Faktor kunci yang memengaruhi retak
| Kualitas pemrosesan tepi | Kekuatan tepi pemolesan mekanis (78MPa) > tepi gerinda kasar (56MPa), redaman kekuatan ekspansi retakan mikro 15%+ |
| Metode pemasangan | Konsentrasi tegangan tumpuan titik > pemasangan rangka; ketahanan api rangka aluminium > rangka kayu |
| Intervensi eksternal | Pendinginan semprot akan mempercepat retak ketika suhu kaca > 250℃ |
| Jenis kaca | Kaca borosilikat (koefisien ekspansi 4×10⁻⁶/K) Ketahanan guncangan termal Kaca soda-lime gulung (9×10⁻⁶/K)
Kirimkan pertanyaan Anda langsung kepada kami